Sebelumnya apa sih arti
dari masyarakat itu sendiri ? Menurut KBBI masyarakat ialah sejumlah manusia
dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap
sama. Menurut penjelasan tersebut, jelas bahwa kita “mahasiswa” merupakan
bagian dari masyarakat yang terpelajar. Berbicara mengenai masyarakat, maka tak
jarang lagi kita mendengar kata “Pengmas”. Pengmas kepanjangan dari pengabdian
masyarakat, pengmas ini tertuang dalam Tri Darma Perguruan Tinggi, yang mana
Tri Darma Perguruan Tinggi ini meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Pendidikan, yang awalanya kita tidak tahu menjadi tahu ini juga
salah satu tujuan dari didirikannya kampus ITB, penelitian merupakan invention atau mencari solusi dari suatu
permasalahan. Pengmas merupakan aplikasi dari solusi yang telah kita dapat
untuk masyarakat.
Pada kali ini saya akan
membahas secuplik pengalaman saya disaat melebur di tengah-tengah masyarakat
sebut saja Pengmas. Sebenarnya saya juga masih belajar mengenai pengmas ini,
karena masih banyak teman saya yang lebih berpengalaman tentang kegiatan
pengmas. Memang untuk yang pertama kali, kita masih terkesan canggung dan malu
dihadapan masyarakat, takut berbuat salah dan merasa susah beradapatasi. Namun,
jika sudah terbiasa, lama kelamaan kita malah asyik dengan kegiatan ini dan
bisa melebur di tengah-tengah masyarakat. Pengmas yang saya lakukan adalah
pengmas di desa Cisaroni daerah Lembang, desa terpencil yang mana akses menuju
desa tersebut bisa tergolong susah apalagi jika hujan menghadang. Kegiatan ini
menjadi rutinitas saya dengan partner-partner saya yang berkeinginan membangun
desa Cisaroni untuk yang lebih baik kedepannya. Awalnya saya diajak oleh teman
saya untuk turut serta dalam kegiatan ini. Hampir tiap malam minggu, kami
menuju desa tersebut, kami datang 6-8 orang dengan menaiki sepeda motor.
Desa Cisaroni merupakan
desa yang masih alami dan keseharian masyarakatnya adalah beternak sapi. Selain
alamnya yang masih alami kita juga disuguhkan dengan panorama Bandung yang
indah.Nmaun, dibalik dari keindahan ini, terdapat salah satu masalah yang
menerpa yaitu masalah sumber daya manusia. Banyak anak-anak yang tak
melanjutkan ke SMP karena masalah intern keluarga dan kurangnya sosialisasi pentingnya
pendidikan tinggi. Kami miris melihat semua itu, kurasa mahasiswa harus turut
berperan dalam pencarian solusi masalah ini.
Mahasiswa dalam hal ini mempunyai “Popope” yaitu potensi, posisi, dan peran.
Potensinya adalah mahasiswa mempunyai kemampuan hardskills, softskills dan
fasilitas yang mendukung untuk melakukan perubahan. Posisi, mempunyai
kesempatan yang lebih dari orang lain. Peran, generasi penerus bangsa,
menumbuhkan rasa kepedulian dan empati
yang harus diperlukan dalam problem
solving ini.
Nah, saat itu kami langsung
bertindak untuk melakukan pengmas pendidikan dengan cara mengajar anak-anak
desa Cisaroni baik bidang pengetahuan umum maupun pelajaran sekolah, mendidik,
dan mensosialisasikan pentingnya pendidikan tinggi. Sementara itu, kami juga
mencoba melakukan penelitian mengenai alat pemeras susu sapi yang efektif dan
efisien secara biaya. Dari sekilas cerita ini, saya berharap budaya pengmas ini
selalu dilestarikan dan ditumbuhkembangkan oleh mahasiswa. Mahasiswa bukanlah
pelajar yang hanya mendengarkan kuliah dari dosen saja, tetapi mahasiswa adalah
pelajar yang bisa memberi kontribusi positif baik bagi dirinya, orang tua,
maupun masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar