Sabtu, 23 Juli 2016

Pengalaman Melebur ke Masyarakat

       Sebelumnya apa sih arti dari masyarakat itu sendiri ? Menurut KBBI masyarakat ialah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Menurut penjelasan tersebut, jelas bahwa kita “mahasiswa” merupakan bagian dari masyarakat yang terpelajar. Berbicara mengenai masyarakat, maka tak jarang lagi kita mendengar kata “Pengmas”. Pengmas kepanjangan dari pengabdian masyarakat, pengmas ini tertuang dalam Tri Darma Perguruan Tinggi, yang mana Tri Darma Perguruan Tinggi ini meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pendidikan, yang awalanya kita tidak tahu menjadi tahu ini juga salah satu tujuan dari didirikannya kampus ITB, penelitian merupakan invention atau mencari solusi dari suatu permasalahan. Pengmas merupakan aplikasi dari solusi yang telah kita dapat untuk masyarakat.

     Pada kali ini saya akan membahas secuplik pengalaman saya disaat melebur di tengah-tengah masyarakat sebut saja Pengmas. Sebenarnya saya juga masih belajar mengenai pengmas ini, karena masih banyak teman saya yang lebih berpengalaman tentang kegiatan pengmas. Memang untuk yang pertama kali, kita masih terkesan canggung dan malu dihadapan masyarakat, takut berbuat salah dan merasa susah beradapatasi. Namun, jika sudah terbiasa, lama kelamaan kita malah asyik dengan kegiatan ini dan bisa melebur di tengah-tengah masyarakat. Pengmas yang saya lakukan adalah pengmas di desa Cisaroni daerah Lembang, desa terpencil yang mana akses menuju desa tersebut bisa tergolong susah apalagi jika hujan menghadang. Kegiatan ini menjadi rutinitas saya dengan partner-partner saya yang berkeinginan membangun desa Cisaroni untuk yang lebih baik kedepannya. Awalnya saya diajak oleh teman saya untuk turut serta dalam kegiatan ini. Hampir tiap malam minggu, kami menuju desa tersebut, kami datang 6-8 orang dengan menaiki sepeda motor.

       Desa Cisaroni merupakan desa yang masih alami dan keseharian masyarakatnya adalah beternak sapi. Selain alamnya yang masih alami kita juga disuguhkan dengan panorama Bandung yang indah.Nmaun, dibalik dari keindahan ini, terdapat salah satu masalah yang menerpa yaitu masalah sumber daya manusia. Banyak anak-anak yang tak melanjutkan ke SMP karena masalah intern keluarga dan kurangnya sosialisasi pentingnya pendidikan tinggi. Kami miris melihat semua itu, kurasa mahasiswa harus turut berperan dalam pencarian solusi masalah ini. Mahasiswa dalam hal ini mempunyai “Popope” yaitu potensi, posisi, dan peran. Potensinya adalah mahasiswa mempunyai kemampuan hardskills, softskills dan fasilitas yang mendukung untuk melakukan perubahan. Posisi, mempunyai kesempatan yang lebih dari orang lain. Peran, generasi penerus bangsa, menumbuhkan rasa kepedulian dan empati yang harus diperlukan dalam problem solving ini.


    Nah, saat itu kami langsung bertindak untuk melakukan pengmas pendidikan dengan cara mengajar anak-anak desa Cisaroni baik bidang pengetahuan umum maupun pelajaran sekolah, mendidik, dan mensosialisasikan pentingnya pendidikan tinggi. Sementara itu, kami juga mencoba melakukan penelitian mengenai alat pemeras susu sapi yang efektif dan efisien secara biaya. Dari sekilas cerita ini, saya berharap budaya pengmas ini selalu dilestarikan dan ditumbuhkembangkan oleh mahasiswa. Mahasiswa bukanlah pelajar yang hanya mendengarkan kuliah dari dosen saja, tetapi mahasiswa adalah pelajar yang bisa memberi kontribusi positif baik bagi dirinya, orang tua, maupun masyarakat.